Laporan terbaru menunjukkan pembelajar di Indonesia semakin fokus mempelajari kecerdasan artifisial (AI) dan skill digital pada 2025, seiring percepatan transformasi di berbagai sektor industri. Platform global dan program nasional mendorong penguatan talenta digital, etika AI, serta literasi teknologi agar lulusan siap memasuki pasar kerja yang serba otomatis dan data-driven.
Perusahaan teknologi besar memprediksi tren beberapa tahun ke depan akan dibentuk oleh AI generatif, video interaktif, dan perdagangan digital lintas batas, sehingga lulusan yang menguasai pemrograman, data, bisnis digital, dan komunikasi online akan semakin dicari. Di saat yang sama, lebih dari separuh pelaku usaha kecil-menengah di Indonesia mulai mengadopsi AI untuk pemasaran dan layanan pelanggan, sehingga kebutuhan tenaga terampil vokasi yang paham teknologi melonjak tajam.
TikTok, Kreator Digital, dan Soft Skill Kerja
TikTok telah menjadi fenomena besar bagi Generasi Z di Indonesia, mengubah cara mereka berinteraksi, belajar, dan mencari peluang ekonomi. Studi dan opini akademik menunjukkan bahwa penggunaan TikTok secara tepat dapat membantu mengasah soft skill seperti komunikasi, kreativitas, manajemen proyek kecil, dan branding personal yang relevan dengan kebutuhan dunia kerja modern.
Namun, penelitian juga menyoroti sisi tantangan: penggunaan berlebihan dapat menurunkan fokus, mengganggu produktivitas belajar, dan membuka risiko paparan disinformasi digital. Ini berarti kampus vokasi perlu hadir bukan hanya sebagai pengajar keterampilan teknis, tetapi juga sebagai pendidik literasi digital dan etika bermedia sosial bagi mahasiswa.
Peran Strategis Politeknik Palopo
Dengan kekuatan pada pendidikan vokasi berbasis praktik, kemitraan industri, dan program studi seperti Teknologi Rekayasa Informatika, Teknologi Rekayasa Elektro, dan Manajemen Bisnis Digital, Politeknik Palopo berada pada posisi ideal untuk menjembatani tren AI dan ekonomi kreator dengan kebutuhan dunia kerja regional maupun nasional. Kurikulum berbasis kompetensi, praktik laboratorium modern, serta kolaborasi dengan industri dapat diarahkan untuk mengasah kemampuan coding, otomasi, analitik data, konten digital, sekaligus etika penggunaan AI dan media sosial.


Leave a Reply